Breaking News

Senja Kala Itu


Dilan, seorang mahasiswa yang bisa dibilang sangat peduliterhadap lingkungan, sore itu dia sedang menikmati secangkir kopi di sebuah warung samping rawa menghadap matahari yang berwana jingga
karena gelapnya malam mulai mengambil alih semuanya. Ditemani lantunan musik indie dia menggurutu karena di awal tahun bulan januari 2020 entah kenapa sudah banyak sekali bencana alam di semesta ini, mulai dari banjir besar-besaran di wilayah Jakarta dan sekitarnya, meletusnya gunung di Filiphina, sampai kebakaran yang luar biasa terjadi di Australia hingga banyak habitat di sana mati karena kejadian tersebut.

Terdengar suara motor 2tak yang cukup mengganggu dikalasunyinya sore itu, benar saja tiba-tiba datang Kemal, teman akrab Dilan yang sudah dikenalnya sejak masuk bangku Sekolah Dasar. Kemal datang dengan sepeda motor vespanya, sesampainya di depan warung ia memarkirkan motornya kemudian menghampiri Dilan yang masih termenung diam.

“WOII! Bengong aja Lan, maghrib-maghrib kesambet setan nanti” tanya Kemal sambil menempuk pundak Dilan dengan sedikit mengagetkan

“Eh Kemal, ngagetin aja kamu mah, iya nih lagi bingung, terus mikir juga kenapa ya awal tahun ini banyak banget bencana alam yang terjadi” jawab Dilan

“Wah kayanya mikir masalah penting nih, bentar-bentar aku pesen kopi dulu biar bisa nyambung kalau bahas hal kaya gini” sahut Kemal pada Dilan yang sedang memasang raut muka serius Kemal kemudian pergi menemui ibu penjual warung untuk memesan secangkir kopi kemudian kembali menemui Dilan, duduk bersebelahan yang pandangannya mengarah matahari yang tinggal terlihat setengah bagiannya saja.

“Eh! Gimana Lan tadi?” Ucap Kemal sambil sambil membenarkan posisi duduknya

“Lihat nih Mal, trending di twitter sekarang isinya bencana semua, kenapa ya? Seakan alam sekarang bener-bener murka sama manusia” Balas dilan sambil menunjukkan layar hp nya pada Kemal

“Yahh gimana Lan, bumi sekarang seakan udan tua banget bentar-bentar ada aja bencana dateng entah itu faktor alam bahkan karena faktor ulah manusia sendiri” jawab Kemal

Mereka berdua kemudian termenung diam diikuti matahari yang semakin tenggelam dengan semburat merah ditepian sisi atanya. Beberapa detik terlewatkan tiba-tiba ibu penjaga warung datang membawa kopi yang dipesan Kemal sebelumnya.

“Permisi nak, ini kopinya. Pada diem aja kayanya lagi bahas serius ya.” Ucap ibu penjaga warung sambil menaruh kopi diatas meja depan Kemal dan Dilan

“Eh iya buk makasih, iya nih buk biasa dialog senja pembicaraan anak muda hahaha” sahut kemal pada ibu penjaga warung sambil sedikit bercanda

“Waduh apa itu gapaham ibuk nak maklum udah tua, yaudah itu kopinya ibuk permisi dulu ya mau buatin pesanan yang lain” Balas ibu penjaga warung sambil meninggalkan Kemal dan Dilan dengan raut muka tersenyum

“Iya makasih buk..” Sahut Kemal dan Dilan pada ibu penjaga warung secara bersamaan

Matahari sudah tidak nampak sepenuhnya, bumi mulai gelap hanya diterangi lampu-lampu kecil disetiap sudut warung dan perumahan warga, juga mulai terdengar suara adzan maghrib berkumandang dari arah pemukiman warga.

“Kira-kira kamu tau gak Mal apasih sebenarnya penyebab setiap hal-hal kaya gitu?” Tanya Dilan pada kemal secara tiba-tiba sambil menikmati secangkir kopi yang digenggamnya

“Hahh, maksudnya Lan, tentang bencana alam? Itu kan faktor alam kita bisa apa Lan, yang penting kita siap mental aja dan pastinya berdoa sama Sang Maha Pencipta agar selalu diberi keselamatan” Jawab Kemal dengan sedikit kaget karena pembicaraan Dilan yang secara tiba-tiba

“Iya sih, tapi beberapa bencana pasti juga ada faktor manusianya kan, misal aja banjir di Jakarta atau mungkin kebakaran hutan tahunan” sahut Dilan sambil meletakan kopinya di meja

“Kalo itu sebenarnya kesadaran manusia aja Lan bagaimana mereka atau seperti kita ini menjaga lingkungannya sendiri, misalnya aja dari hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya, penghijauan kecil-kecilan dilahan kosong yang tersedia dan masih banyak hal baik lainnya lagi yang bisa dilakukan. Kalau banyak orang melakukan hal itu seenggaknya bisa tercipta lingkungan yang nyaman dan bersih, dengan begitu semoga saja bisa terhindar dari yang namanya banjir yang biasa terjadi karena penyumbatan aliran sungai karena sampah” Balas kemal pada Dilan

“Ide bagus sih, tapi nyatanya sampai saat ini masih banyak orang yang tidak peduli dengan hal ini, beberapa justru malah terdengar dari berita seperti kebakaran hutan yang dilakukan dengan kesengajaan demi ladang bisnis mereka dan misalnya saja dari hal lain lagi, ketika ada banjir datang mereka malah nyalahin pemerintah dengan asumsi tidak bisa mengurus wilayah dengan benar, padahal peran masyarakat disini juga besar untukmenangani hal-hal kaya gini” Balas Dilan pada Kemal

“Itulah Lan kesulitan nomer satu justru ya memberi kesadaran pada setiap masyarakat agar ikut andil pada pencegahan bencana kaya gini, ya senggaknya kita jangan sampai kaya itu dan ngingetin aja misal liat orang yang masih pada ngeyel” Ucap Kemal

“Wah... tumben bisa nyambung juga diajak bahas kaya gini kamu Mal hahaha, yaudah udah kelewat maghrib nih, ke masjid yuk sholat dulu” Sahut Dilan pada Kemal dengan raut mengejek bercanda

“Halah kebiasaan Lan orang lagi serius dibawa bercanda, yaudah ayo ke masjid” Jawab Kemal dengan sedikit jengkel

Suasana mulai sunyi mengingat waktu yang semakin gelap, Dilan dan Kemal yang sudah selesai pada pembicaraanya bergegas menghampiri ibu penjaga warung untuk membayar kopi yang dibelinya kemudian pulang menuju masjid karena adzan maghrib sudah terlewat beberapa menit sebelumnya.

No comments