Breaking News

CORONA, ANTARA KONSPIRASI DAN PERINGATAN


Designed by starline / Freepik

COVID-19, Sebuah ujian tentang kepada siapa dan apa yang akan kita gantungkan harap. Seimbang antara kesungguhan sulit dan pasrah sedari awal hingga akhir, agar tak putus berbekal  niat dan kesungguhan diri, walau tubuh rasanya ingin memberontak, melihat si miskin dipaksa bekerja oleh si kaya, sampai negara 'oligarki' yang menunjukkan sikap rasis terhadap si miskin dan takut kepada borjuis.

Media yang berlomba-lomba mengabarkan corona dan melupakan omnibus yang perlu diangkat, sikap rasis, sikap sexis, rupiah, dan masih banyak lagi, seperti isu HAM yang tak kunjung terselesaikan, sudah lama pemerintah meratifikasi kovenan hak EKOSOB dan sipil politik tapi kenyataannya jauh dari harapan, pelanggar HAM merubah mukanya menjadi sok populis dan sok reformis padahal BUSUK!, ya seperti itulah pemenuhan Hak Asasi Manusia yang sejati dibawah sistem kapitalisme dan pemerintahan agen imperialisme, media sekarang kalau di paribasan jawa disebut kekudhung walulang macan.

Satu teori konspirasi menyebut bahwa virus ini adalah senjata biologis yang direkayasa oleh Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat sebagai cara untuk berperang di China. Sementara teori lain yakin bahwa pemerintah Inggris dan Amerika Serikat memperkenalkan virus ini sebagai cara untuk menghasilkan uang dari vaksin.Wallahu a'lam.

Di tengah momen krisis ekonomi, sosial, politik, dan runtuhnya sendi budaya yang di sebabkan oleh Corona. Kalau saya tunjukkan bahayanya dikerumunan, anda jangan tanya “lalu saya harus kemana?”, paling tidak anda tidak disitu. Mari kita fokus pada yang terpenting, yaitu kebahagiaan. Masih ada Allah untuk dijadikan bahan mengisi waktu luang sehari-hari. Lalu Rasulullah yang ketika kita bersolawat, beliau akan balas mendoakan kita, sama seperti konsepnya dengan agama lain. Upaya medis terus berlanjut dengan segala upaya dan kesungguhan, kita juga harus pasrah dengan segala yang ada. Semua orang adalah gelombang tsunami yang tak bisa dihindari. Hanya pada Allah kita mengharap pertolongan, dan mengingat Rasulullah untuk menanggapi ini sebagai segala kesulitan duniawi. Menjaga diri dari melakukan maksiat yang rugikan diri sendiri dan orang lain, meminta ampun untuk dosa di masa lalu. Persis seperti kita mengimani hand zanitizer, masker dan sabun.


Penulis    : Yudhi Wahyu Yulianto (Mahasiswa FGeo'18 UMS)



No comments