Breaking News

Covid 19 Membawa Dampak Negatif Sepenuhnya ? Mari Simak Dampak Postif Pandemi bagi Bumi

Designed by starline / Freepik

     Kemunculan Covid 19 atau lebih akrab disapa virus corona ini masih simpang siur dan menjadi perdebatan panas di kalangan ilmuwan, bahkan muncul konspirasi bahwa virus ini muncul sebagai senjata biologis yang bocor atau virus yang muncul alami akibat perilaku mengomsumsi hewan tak lazim. Virus Covid 19 ini diketahui mulai muncul pada Desember 2019. Namun, para peneliti dari Universitas Cambridge mengklaim wabah virus ini sudah muncul sekitar Juni 2019. Wallahu A’alam.
Covid 19 ini disebut sebagai pandemi global oleh WHO ( World Health Organization ) pada 11 Maret 2020 lalu. Dalam istilah kesehatan, Pandemi berarti terjadinya wabah penyakit yang menyerang banyak korban dan serempak di berbagai negara, seperti kita ketahui wabah penyakit ini dalam waktu sekitar usia jagung sudah menyebar ke berbagai dunia ,bahkan negara yang diklaim mempunyai tingkat fasilitas kesehatan yang tinggi juga tidak bisa menghindar dari pandemi ini.

     Apakah pandemic ini sepenuhnya membawa dampak negatif ? kalau kita melihat dampak Covid-19 dari sisi ekonomi ,maka dampak negatifnya sangat signifikan mulai dari pendapatan masyarakat menurun, banyak karwayan di PHK, gaji karyawan di potong. Tentu saja hal ini sangat membuat kaum proletar (ekonomi menengah kebawah) kesusahan, namun untuk kaum bourjois (ekonomi atas) mereka bisa tenang menghadapi hal ini.

    Namun jangan terus-menerus melihat dampak negatif, mari kita lihat dampak positif nya. Apabila kita melihat dampak positif covid 19 ini akan lebih dominan dampaknya terhadap bumi. Dilansir dari para ilmuwan di New York , karbondioksida yang dihasilkan dari kendaraan berkurang hingga 50 % dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan karena berkurangnya aktivitas ekonomi dan transportasi di dunia. Hal serupa juga terjadi di DKI Jakarta selama masa PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ), data KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) mengatakan kualitas udara di DKI Jakarta semakin bersih dan sehat. “ Pada saat lalulintas masih normal (tanggal 16 Januari 2020) alias padat, polusi Jakarta begitu parah dan tidak sehat, dapat merugikan kesehatan manusia. Begitu lalulintas menjadi semakin lenggang (17 April 2020) tingkat polusi menurun drastic dan jadi lebih baik dan sehat (skor 49 masih berada di zona sehat walaupun mendekati batas menuju kualitas sedang ),” pungkas Yanes seorang pengamat otomotif kepada detik.com. Namun tidak seharusnya ketika udara bersih karena pandemi ini, kita tidak bisa menikmatinya karena kita harus mengikuti anjuran pemerintah yaitu beraktifitas di rumah dan WFH (Work From Home).

     Lapisan ozon juga terdampak positif dari pandemi ini, seperti diketahui lapisan ozon adalah perisai yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet. Perisai ini telah menipis secara drastis sejak tahun 1970-an, dan mencapai tahap paling buruk pada tahun 1990-an. Penurunan polusi udara yang cukup signifikan akibat covid 19 membantu bumi memperbaiki lapisan ozon-nya, dan tentu saja ini sangat menguntungkan bagi umat manusia. ( Tamaim, 2020). Mengutip Al-Quran surah Shad ayat 27, “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”. Maka kehadiran Covid 19 pasti ada hikmah , Jadi marilah untuk tetap berprasangka baik kepada Allah SWT yang menciptakan semua makhluk tanpa kesia-siaan.

     Sebagai umat manusia, seharusnya wabah ini kita jadikan peringatan agar kita lebih menjaga kebersihan, menjaga pola makan yang sehat, dan menghindari perilaku yang kurang bermanfaat atau nongkrong tidak jelas. Sebagai umat muslim, ini adalah moment terbaik untuk bersedekah membantu masyarakat yang terdampak wabah ini. Stay Safe and Healthy

Sumber   : Data KLHK : Selama PSBB Kualitas Udara DKI Jakarta Bersih  ( m.detik.com )

Penulis    : Arya RahmadDani

No comments