PROJECT BEM FG : PEMBUATAN KINCIR AIR DENGAN PEMANFAATAN SUNGAI SEBAGAI SARANA IRIGASI DI TAMAN “KOTAKU” DESA GUMPANG, KECAMATAN KARTASURA
Kincir air merupakan sebuah teknologi yang ditemukan pertama kali pada abad ke-3 SM, tepatnya dari provinsi Bizantium Yunani. Namun beberapa kalangan berpendapat bahwa kincir air ini berasal dari Tiongkok yaitu pada masa Dinasti Han. Adanya perbedaan pendapat ini terkait penemunya yaitu Philo yang berasal dari Byzantium yang merupakan orang pertama yang mengenalkan kincir air namun tidak ditemukan bukti mengenai rancangan kincir air tersebut.
Kincir air sendiri merupakan kincir yang beroperasi dengan menggunakan tenaga air, dimana arus air ( baik secara alami maupun buatan ) yang menabrak dayung/baling - baling pada kincir kemudian menimbulkan putaran pada roda kincir yang berpusat pada poros roda tersebut yang selanjutnya akan menggerakkan kincir air, yang mana kemudian dapat di aplikasikan ke dalam berbagai hal. Berdasarkan bahannya, kincir air dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : kincir air dengan bahan alami dan kincir air dengan bahan buatan. Kincir dengan bahan alami merupakan kincir air yang dibuat menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan rotan. Kemudian kincir dengan bahan buatan merupakan kincir yang dibuat menggunakan bahan logam ringan seperti pipa besi, baja ringan, pipa galvalum dan lain sebagainya. Jenis kincir berbahan pipa galvalum merupakan jenis yang paling banyak digunakan, hal ini dikarenakan karakteristiknya yang ringan dan memiliki ketahanan terhadap air sehingga tidak terjadi korosi.
Pembuatan kincir air di Desa Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah ini merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta kepada masyarakat. Latar belakang dilaksanakan di Desa Gumpang tersebut dikarenakan adanya permasalahan dalam penyiraman tanaman yang ada di Taman Kotaku.
Desa Gumpang merupakan desa yang dilalui aliran sungai Bengawan Solo, atas dasar itu masyarakat berinisiatif memanfaatkan lokasi di bantaran sungai tersebut sebagai ruang publik sekaligus sebagai ruang hijau. Hal ini dilakukan dengan dibuatnya taman bermain untuk anakanak yang diiringi dengan penanaman berbagai macam vegetasi di lingkungan sekitar taman tersebut. Dengan adanya taman tersebut, diharapkan lingkungan sekitar bantaran sungai menjadi lebih terawat dan mampu memberikan manfaat yang lebih bagi masyarakat sekitar.
Lingkungan yang asri di taman bantaran sungai Bengawan Solo tersebut tentunya membutuhkan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga kesuburan vegetasi yang ada. Perawatan tersebut dilakukan secara sukarela oleh masyarakat sekitar atas kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan.
Dengan dibuatnya kincir air tersebut, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam perawatan taman tersebut. Di mana sebelumnya untuk irigasi masyarakat hanya memanfaatkan hujan untuk menyirami tanaman selama musim penghujan, kemudian di musim kemarau masyarakat menggunakan air sungai sebagai sarana irigasi, namun hal tersebut masih kurang efektif dikarenakan masih dilakukan secara manual dengan menimba air dari sungai menggunakan ember. Sehingga kincir air ini memudahkan masyarakat untuk pengambilan air dari sungai dan diharapkan dapat membawa banyak manfaat untuk jangka panjang bagi masyarakat Desa Gumpang.
Pelaksanaan pembuatan kincir air ini dilakukan pada 20 November 2021 oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta bersama dengan masyarakat Desa Gumpang, tahapan pembuatan kincir air tersebut diawali dengan pembukaan kegiatan yang menghadirkan perangkat Desa Gumpang sekaligus perwakilan dari Pimpinan Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan pondasi sebagai lantai kerja pembuatan kincir air nantinya. Pondasi kincir air dibuat dengan menggunakan metode cakar ayam dikarenakan kondisi dasar sungai yang berlumpur dan tidak rata. Pada hari ke dua, pengerjaan dilanjutkan dengan pembuatan jalur air yang digunakan untuk memperbesar arus yang nantinya digunakan untuk menggerakan kincir air. Kincir air sendiri dibuat oleh tukang las yang juga merupakan masyarakat dari Desa Gumpang, kincir air tersebut dibuat berdasarkan desain yang telah ditentukan oleh mahasiswa dimana desain kincir yang digunakan berupa kincir air dengan tipe undershoot. Setelah pengerjaan kincir air selesai, di hari ke 3 mahasiswa bersama masyarakat melakukan pengaturan kincir yang bertujuan untuk menempatkan kincir di posisi terbaik sehingga kincir dapat berputar dengan maksimal. Setelah kincir berada di posisi yang tepat, selanjutnya dilakukan penentuan lokasi bak penampungan air yang disesuaikan dengan posisi jatuhnya air dari kincir air.
Keseluruhan tahapan pembuatan kincir air tersebut berjalan dengan baik berkat dukungan dari masyarakat setempat yang menyambut baik kegiatan yang di selenggarakan oleh BEM Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pembuatan kincir air tersebut diharapkan mampu membantu masyarakat dalam mengelola irigasi taman yang lebih efisien, selain itu diharapkan pembuatan kincir air ini dapat menjadi contoh masyarakat dari daerah lain untuk dapat memanfaatkan sungai yang ada di daerah mereka dengan lebih baik. Sehingga masyarakat tersebut dapat merasakan manfaat dari kincir air tersebut untuk kehidupan sehari - hari.
Penulis : Khalfian Rofian
No comments