MAGANG KEBUTUHAN ATAU KEINGINAN?
Magang
bagi mahasiswa merupakan sebuah euforia yang ditungu-tunggu, terlebih jika
tempat magang tersebut memiliki kaitan yang erat dengan materi yang diperdalam
di bangku kuliah. Kendati demikian ada juga mahasiswa yang tidak melaksanakan
magang. Euforia ini bertambah ketika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada
awal tahun 2020 meluncurkan sebuah program yaitu Magang Bersertifikat “Merdeka
Belajar Kampus Merdeka” atau lebih akrab dikenal dengan sebutan MBKM, program
ini memiliki 8 kegiatan yang pada intinya bertujuan agar lulusan Perguruan
Tinggi dapat menghasilkan mahasiswa yang bersifat dinamis mengikuti pemahaman
mengenai perkembangan IPTEK, dinamika masyarakat, mahasiswa memiliki soft skills dan hard skills yang baik, dan memahami dunia usaha maupun industri.
Program magang ini juga memiliki manfaat yang luas seperti memberikan gambaran
nyata di dunia kerja, memberikan peluang keberlanjutan karir di tempat magang,
dan membangun sebuah relasi atau koneksi yang sangat berguna.
Sebagai
pengejawantahan dari program MBKM, hal ini diimplementasikan dengan baik oleh
Ratantra Rasjid Agitama Luis yang sekaligus mantan Gubernur Mahasiswa Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Periode 2019 itu sebagai pionir atau mahasiswa Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta pertama yang lulus dengan menyandang gelar Sarjana
Geografi melalui jalur MBKM dengan indeks prestasi yang tergolong cumlaude di
Fakultas Geografi, karena kegiatan magang bersertifikat yang dilakukan oleh
Ratantra di Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) dapat dikoversikan ke mata kuliah skripsi dan sudah memenuhi
syarat/ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Dengan adanya hal ini tentu
dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa lainnya bahwa kegiatan magang tidak hanya
bermanfaat di eksternal kampus tapi juga bermanfaat di internal kampus. Judul
penelitian yang diangkat oleh Ratantra adalah Kajian Penatagunaan Tanah
Sektoral Perkebunan di Kabupaten Sukoharjo. Dalam wawancara secara langsung
(9/2) menjelaskan alasan mengambil wilayah Kabupaten Sukoharjo “alasannya yang
pertama memang saya tinggal di Sukoharjo sehingga paham dengan karakteristik
lapangan bagaimana, lalu alasan jarak dari kampus yang dekat juga, karena kan
UMS sendiri juga letaknya di Sukoharjo” Jelasnya. Dia juga menambahkan bahwa
menemukan sektoral perkebunan unggulan di Kabupaten Sukoharjo antara lain
karet, jambu mete/jambu monyet, dan tebu.
Dalam
wawancara tersebut dia mengharapkan ada yang melanjutkan hal tersebut dan bisa
lebih dari dia, Ratantra juga memberikan tips untuk mahasiswa lainnya yang
ingin mengikuti program ini yaitu ikhlas, memiliki rasa tanggungjawab dan
komitmen, tidak berharap lebih terhadap sebuah hasil ketika magang dan
diniatkan karena ingin mencari pengalaman dengan merasakan secara langsung
bekerja di instansi pemerintahan dan juga mencari relasi. Seperti diketahui
relasi di zaman sekarang memang sangat penting bukan hanya di dunia kerja saja.
Dia juga menambahkan bahwa menjadikan hambatan selama menjalani program MBKM
ini sebagai tantangan, apabila hambatan tersebut dijadikan penghambat maka akan
mempersulit sebuah proses atau langkah.
Memang
magang bukan merupakan hal yang wajib bagi mahasiswa, namun dari kegiatan
magang inilah mahasiswa dapat memperoleh banyak manfaat yang berguna setelah
lulus untuk menentukan tujuan mahasiswa tersebut atau mengaplikasikan hasil
pembelajaran di kampus ke dunia kerja. Kembali ke pribadi masing – masing untuk
memilih magang atau tidak.
Penulis : Arya RD/Redaksi LPM Globe
No comments