Breaking News

DPRD KOTA SURAKARTA DIPENUHI DEMONSTRAN, TUNTUT TURUNKAN HARGA BBM

Foto : LPM Globe

Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Surakarta (SODARA) bergerak mendesak DPRD Kota Surakarta untuk turunkan harga BBM yang dinilai dan terbukti membebankan rakyat, pasalnya naiknya harga BBM juga diikuti dengan harga bahan pokok atau sembako yang naik karena secara langsung mempengaruhi biaya distribusi bahan pokok tersebut. BBM naik sebelumnya sudah terjadi pada jenis pertamax non subsidi, namun pada beberapa hari yang lalu BBM jenis subsidi pertalite dan solar juga ikut naik. Jelas hal ini memberatkan masyarakat yang bergantung pada BBM jenis subsidi tersebut, pasalnya kendaraan seperti truk yang digunakan sebagai kegiatan distribusi bahan pokok menggunakan BBM solar.

Peserta aksi terdiri dari beberapa elemen masyarakat, diantaranya alumni 98, mahasiswa, forum peduli buruh, dan elemen masyarakat lainnya. Peserta aksi bergerak dari arah barat dan timur Kantor DPRD Kota Surakarta, dari dua arah tersebut lalu berkumpul menyuarakan aspirasinya di depan Kantor DPRD Kota Surakarta, masing – masing arah tersebut memiliki aliansinya yang berbeda, seperti dari arah barat diisi oleh mahasiswa UMS, UIN Raden Mas Said, UNIVET Bantara, dan berbagai elemen masyarakat. Penyampaian aspirasi berjalan lancar, ditandai dengan tidak adanya provokator yang masuk barisan dan berhasilnya bertemu dengan Ketua DPRD Kota Surakarta.

Foto : LPM Globe

Titik aksi berada di Kantor DPRD Kota Surakarta dengan mengusung “BBM NAIK RAKYAT MENJERIT” dan masih banyak poster yang bertuliskan protes dari peserta untuk pejabat terhadap naiknya BBM. “Aksi ini mengusung empat tuntutan yaitu mencabut dan menolak kenaikan harga BBM, menuntut pemerintah merevisi pasal – pasal karet dalam RKUHP, menunda proyek strategis nasional, mendesak pemerintah untuk mengendalikan harga bahan pokok” ungkap Rizky Djati yang merupakan peserta aksi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kepada reporter LPM Globe, kamis (08/09/2022). Seperti diketahui BBM Pertalite jenis subsidi resmi naik dari Rp 7.650 menjadi rp 10.000 per liter. Terdengar orator saat penyampaian aspirasi berlangsung menyebutkan kenaikan harga BBM tersebut terkesan tak memikirkan kondisi masyarakat. Berharap aksi ini bukan menjadi yang pertama dan terakhir, namun akan berlanjut apabila semua tuntutan belum terpenuhi dan terdapat penyelewengan dalam pelaksanaannya.

Reporter : Dwi Retno, Della Ananda, Hilda Elsa, Gen Azza, Rizal Zini

Penulis : Arya RahmadDani


No comments