MENGENAL BAHASA GAUL FOMO DAN SKENA
Generasi
milenial dan Gen Z memanglah generasi yang sering menciptakan akulturasi budaya
yang cukup unik, salah satunya berupa Bahasa. Kaum-kaum kekinian dan para
penyimak sosial media pasti sudah tidak asing lagi dengan kedua bahasa ini,
“FOMO” dan “SKENA”. Kedua bahasa ini pasti sangat sering dijumpai di
berbagai platform sosial media, seperti Twitter, Tiktok, Instagram,
dan lainnya.
Dimulai
dari FOMO, sebenarnya kata ini merupakan singkatan dari kumpulan kata berikut “Fear
of Missing Out” yang dalam Bahasa Indonesia memiliki arti takut ketinggalan.
Secara jelasnya, FOMO ini merupakan ketakutan seseorang jika dirinya merasa
tertinggal oleh tren, berita, dan hal-hal lainya. Perasaan takut yang dirasakan
oleh orang-orang yang mengalami FOMO ini akan merasa cemas jika dirinya melihat
tren dan tidak bisa mengikutinya. Secara tidak langsung, mereka yang mengalami
FOMO ini menjadi seseorang yang suka “ikut-ikutan”. Hal ini akan sangat
merugikan seseorang yang mengalami FOMO tersebut karena jika sampai berlebihan
akan menghalalkan semua cara agar dapat terlihat mengikuti tren yang ada.
Sebagai study kasus yang sudah diberitakan beberapa web mengenai
terjeratnya Pinjol (Pinjaman Online) hanya untuk mengikuti sebuah konser music.
Selanjutnya kata “Skena”, Skena merupakan kata yang identic dengan sepeda fixie,
playlist music, coffe shop, kaos band, dan sepatu trendi ini
sebenarnya tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata Skena
sendiri sebenarnya merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yakni kata “scene”
yang kurang lebih memiliki arti yang merujuk kepada komunitas. Kata-kata ini
ternyata sebelum viral seperti saat ini juga terdapat dalam beberapa lirik lagu
seperti contohnya lagu berjudul “Dilarang di Bandung” milik Grup Band Seringai
dan “Polisi Skena” milik Sir Dandy. Dalam kedua lagu tersebut jika dari sudut
pandang penulis, Skena memiliki arti kelompok atau komunitas music. Namun,
terdapat pula beberapa orang yang mengartikan skena adalah singkatan dari Sua,
Cengkrama, dan Kelana. Beberapa tahun yang lalu, komunitas atau kelompok yang sekarang disebut skena ini juga memiliki sebutan "anak acara" atau di DIY dan sekitarnya menyebut dengan kata "Cah Ngacara".
Apakah
kalian juga termasuk sering menggunakan bahasa tersebut? atau kalian juga
mengalami FOMO? atau malah temen-temen adalah anak Skena?
Pesan
penulis, lakukanlah hal yang kalian bisa dan membuat nyaman tanpa harus
merugikan diri kalian atau sekitar kalian.
Penulis
: Gotho Dan666er
No comments